Riaureport.com, – Media Israel, seperti Jerusalem Post, menyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) berpotensi diterima sebagai pasukan penjaga perdamaian di Gaza, sementara pasukan dari Turki dan Qatar ditolak tegas. Laporan ini muncul di tengah pembahasan gencatan senjata Gaza yang sedang disusun oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump, dengan negara-negara regional Timur Tengah bertanggung jawab mengawasi wilayah Palestina.
Menurut Telegraph (31/10/2025), pasukan penjaga perdamaian harus beragama Islam untuk diterima di Gaza. Peran mereka masih dibahas: apakah termasuk pelucutan senjata Hamas atau hanya pengawasan pasca-Hamas melepaskan kendali. Israel menolak Turki dan Qatar karena keduanya dianggap berafiliasi dengan Hamas melalui prinsip Ikhwanul Muslimin, sehingga kurang netral.
Indonesia, di bawah Presiden Prabowo, telah menyatakan kesiapan mengirim TNI ke Gaza, mirip pengiriman Polri ke Lebanon. Analis Israel berspekulasi bahwa pendekatan mencair Indonesia terhadap Israel membuat TNI cocok untuk peran ini. Sementara itu, Raja Yordania Abdullah mengantisipasi Amman berperan, meski tak konfirmasi pelucutan senjata Hamas.
Para menteri luar negeri negara Muslim—termasuk Turki, Qatar, Arab Saudi, Mesir, UEA, Yordania, Pakistan, dan Indonesia—akan bertemu di Istanbul pada Senin untuk membahas gencatan senjata. Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan khawatir kelanjutannya, menyatakan: “Topik yang dibahas adalah bagaimana melanjutkan ke tahap kedua, yaitu pasukan stabilitas.” Pertemuan ini krusial untuk transisi ke kekuatan pengawas Gaza, menandai upaya diplomatik regional menyelesaikan konflik berkepanjangan.
Sumber: Tribunnews



