Riaureport.com, Balikpapan – Kabar membanggakan datang dari sektor energi nasional. Proyek besar Revamping Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan, yang digadang-gadang menjadi kilang minyak terbesar di Indonesia, kini sudah mencapai progres 96,15 persen pada awal Agustus 2025. Dengan capaian tersebut, kilang ini dipastikan siap melangkah menuju tahap operasional yang dijadwalkan resmi berfungsi pada 17 November 2025 mendatang.
RDMP Balikpapan merupakan proyek strategis nasional yang dijalankan oleh Pertamina dalam rangka memperkuat ketahanan energi nasional. Dengan kapasitas pengolahan yang ditingkatkan dari 260.000 barel per hari menjadi sekitar 360.000 barel per hari, kilang ini akan menjadi tulang punggung pasokan bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air.
Lebih dari sekadar meningkatkan kapasitas, kilang ini juga memiliki misi besar: mengurangi ketergantungan impor BBM yang selama ini menjadi salah satu beban neraca perdagangan Indonesia. Dengan tambahan kapasitas tersebut, diharapkan kebutuhan dalam negeri bisa lebih terpenuhi dari produksi domestik, sehingga impor dapat ditekan secara signifikan.
Tak hanya itu, RDMP Balikpapan juga dirancang untuk menghasilkan BBM dengan standar kualitas lebih tinggi, menuju level Euro-5, yang lebih ramah lingkungan. Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menurunkan emisi karbon dan memperbaiki kualitas udara di Indonesia. Artinya, masyarakat tidak hanya mendapatkan pasokan energi yang lebih terjamin, tetapi juga kualitas bahan bakar yang lebih bersih dan modern.
Direktur Pertamina Internasional Refinery Balikpapan menyatakan bahwa keberhasilan ini menjadi wujud nyata upaya pemerintah bersama BUMN energi dalam menjaga kedaulatan energi nasional. Proyek ini disebut sebagai tonggak sejarah yang akan membawa Indonesia lebih mandiri di sektor energi, sekaligus mengurangi tekanan terhadap APBN akibat impor minyak dan BBM yang selama ini membengkak.
Dengan operasional kilang Balikpapan yang sebentar lagi akan dimulai, Indonesia kini berada di ambang babak baru. Tak berlebihan jika proyek ini disebut sebagai salah satu capaian monumental menuju Indonesia Emas 2045, di mana kemandirian energi menjadi fondasi kuat bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan rakyat.
Sumber :
Antara News
Antara Kaltim



